TEORI DEPENDENSI MEDIA (THEORY OF MEDIA DEPENDENCY)
TEORI DEPENDENSI MEDIA (THEORY OF MEDIA DEPENDENCY)
Teori ini
menyebutkan bahwa kepercayaan individu pada media berkembang, saat kebutuhan
informasional seseorang pada hal tertentu tidak dapat dijumpai melalui
pengalaman langsung. Dalam teori ini terdapat anggapan bahwa audience
bergantung pada informasi medua untuk memenuhi dan mencapai tujuan, sebuah
pendekatan yang konsisten dengan gagasan dasar dari model penggunaan. Menurut
Little John ada dua sumber variasi tingginya ketergantungan yang dialmi
seseorang , yakni : (1) jumlah dan sentralitas dari fungsi-fungsi informasi
yang diajikan dan (2) stabilitas sosial. Dependensi dimaksud terhubung dengan
pengaruh media yaitu semakin penting bagi seorang individu, semakin berpengaruh
media yang digunakan tersebut. Masyarakat percaya, informasi media baik itu
hiburan, norma dan nilai sebagai suatu komoditas berharga, sehingga teori ini
mengakui dependensi sangat berbeda dari indivud satu dengan yang lain, dari
satu kelompok dan bahkan dari suatu budaya ke budaya lain.
Untuk lebih memahami substansi teori
ini berikut akan dipaparkan sejumlah asumsi pokok yang mendasari teori ini,
menuru Infante
Sejumlah asumsi
kunci tentang media dan masyarakat dan dependensi sebagai berikut :
- Jika media mempengaruhi masyarakat, hal itu karena media memenuhi keubutuhan dan keinginan audience, bukan karena media menggunakan beberapa pengawasan pada individu.
- Orang menggunakan media dalam bagian yang besar menentukan berapa banyak media akan mempengaruhi mereka, misalnya, semakin audience tergantung pada informasi dari media, semakin besar kemungkinan media akan mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan bahkan tingkah laku audience.
- Karena peningkatan kompleksitas masyarakat modern, kita bergantung banyak pada media untuk membantu memahami dunia kita, membantu kita membuat keputusan yang memperkenankan kita menanggukangi kehidupan dengan lebih baik.
- Individu yang memiliki kebutuhan yang lebih banyak akan informasi, pelarian atau fantasi akan lebih dipengaruhi oleh media dan mempunyai ketergantungan media yang lebih besar.
Penjelasan dari
teori ini bahwa kita akan memahami dan bahkan mengalami dunia luas melalui
media. Apa yang seseorang pelajari mengenai dunia melalui pengalaman langsung
mereka akan dipengaruhi oleh media, dan dibentuk oleh isi media. Singkatnya ,
dependensi (media) dimaksud berhubungan dengan kompleksitas masyarakat dimana
seseorang tinggal, dengan menyediakan sejumlah fungsi esensial informasi yang
berguna. Atau semakin penting seorang individu pada media bagi kebutuhannya,
semakin terikat indivud tersebut.
Selanjutnya Ball-Rokeach dan Melvin
DeFleur mengatakan , dependesi media tersusun pada rangkaian kesatuan dari
individu yang secara penuh bergantung pada media untuk memuaskan kebutuhan
mereka. Seperti yang dikemukakan Shaw&McComb, menunjukan konsep serupa
dengan kebutuhan mereka akan orientasi. Bahwa setiap individu menampilkan
perbedaan pada tiap kategori pada dependensi media. Teori ini beramsumsi bahwa
sebagian besar indivud merupakan dependensi media saat keadaan membutuhkan
informasi yang cepat dan akurat. Interaksi yang kompleks pada individu , kelompok
dan masyarakat, konteks soial, sering mendongkrak tingkat dependensi. Tak
terkecuali pada masa konflik dan ketidakpastian pun, kebutuhan akan informasi
meningkat dan dependensi pada media juga naik.
Sebaliknya
pada masa ketenangan (stabilitas) secara relative audience kurang percaya pada
media sebagai pedoman. Sebagai contoh pada saat tragedi WTC di New York,
tingkat ketergantungan pada media saat itu tinggi, hanya untuk mendapatkan
informasinya. Drngan ketergantungan pada tipe tujuan informasi yang dimiliki
seseorang , ia mungkin memilih satu medium khusus diatas lainnya. Pendek kata,
media yang berbeda membutuhkan tingkatan yang berbeda dalam usaha untuk
memuaskan tujuan informasional seseorang. Sebagai contoh, seorang akan lebih
suka mendapatkan infomrasi dari televise karena kecepatannya, visualisasi
pesannya, tetapi karena media tidak cukup tersedia (dikantor atau mobil),
justru media lain (radio) yang menjadi pilihan.
Selain
teori ketergantung media memiliki pengaruh yang kuat pada individu, kelompok
dan masyarakat dalam hal-hal tertentu dalam pemenuhan kebutuhan khalayaknya,
teori ini juga menyatakan bahwa informasi yang diterima khalayak akan
menbangkitkan kepercayaan, keyakinan, bahkan meneguhkan apa yang salami ini
dianggap kabur.
Pemikiran
terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern, audience
menjadi tergantung pada media masa sebagai sumber inrformasi bagi pengetahuan
tentang dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan
tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural,
meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan,
konflik atau stabilnya masyarakat tersebut. Hal lainnya yang perlu dipahami
berkaitan dengan apa yang dilakukan media dalam melayani berbagai fungsi
informasi, yakni media menimbulkan efek-efek tertentu berupa kognitif, affektif
dan behavior kepada indivud, kelompok dan masyarakat. Dengan demikian teori ini
menjelaskan saling hubungan antar tiga perangkat variabel utama yakni, sistem
sosial, sistem media dan audience, serta menentukan jenis , efek tertentu
sebagai hasil interaksi antara ketiga variabel tersebut.
Lebih
jauh Ball-Rokeach dan DeFleur mengemukakan bahwa ketiga komponen yaitu, sistem
sosial (masyarakat), audience dan sistem media, saling berhubungan satu dengan
lainnya, meskipun sifat hubungan ini berbeda antara masyarakat satu dengan
lainnya. Setiap komponen dapat pula memiliki cara yang beragam yang secara
langsung berkaitan dengan perbedaan efek yang terjadi. Seperti misalnya : sistem
sosial akan berbeda-beda (bervariasi) sesuai dengan tingkat stabilitasnya. Acap
kali sistem sosial yang stabil akan mengalmai masa-masa krisis. Dengan
perkataan lain, sistem sosial yang telah mapan dapat mengalami tantangan
legitmiasi dan ketahanannya secara mendasar. Dalam kondisi seperti ini akan
muncul kecenderungan untuk mendefinisikan hal-hal baru, penyesuaian sikap,
menegaskan kembali nilai-nilai yang telah baku, atau mempromosikan nilai-nilai
baru yang kesemuannya menstimulasi proses pertukaran informasi.
Sementara
pada tingkat audience, mengalami hubungan yang beragam dengan sistem sosial dan
perubahan-perubahan yang terjadi. Sejumlah kelompok mungkin mampu bertahan
sedangkan lainnya akan lenyap. Demikian pula dengan keragaman ketergantungan pada
media massa sebagai sumber informasi. Pada umumnya kelompok elit dalam
masyarakat akan memilih lebih banyak kendali terhadap media, lebih banyak akses
kedalamnya, dan tidak terlalu tergantung pada media jika dibandingkan
masyarakat kebanyakan. Sementara kelompok elit cenderung untuk memiliki akses
kepada sumber informasi lain yang telah cakap dan kompeten, non elit terpaksa
tergantung pada media massa atau sumber informasi perorangan yang biasanya
kurang memadai.
Sedangkan
pada tingkat media, media massa memiliki
keragaman dalam kuantitas, persebaram, reliabilitas, dan otoritas. Untuk
kondisi tertentu atau dalam masyarkat tertentu media massa akan lebih berperan
dalam memberikan informasi sosial-politik, dibandingkan dalam kondisi atau
masyarakat lainnya. Selajnutnya , terdapat
pula keragaman fungsi dari media massa untuk memenuhi berbagai
kepentiugan , selera, kebutuhan dan sebagainya.
Namun
yang perlu dicermati , berbagai perspektif seperti yang telah disinggung pada
bagian awal makalah ini, bahwa menyadari teori ini memiliki daya penetrasi pada
khalayaknya yang kuat, tidak akan menutup kemungkinan , teori ini aka tereduksi
akibat kejenuhan terhadap media, atau meminjam istilah analisi media Kirsten
Drotner sebagai “ masyarakat panic media”.
Aplikasi Teori
Jika dilihat
dari pengertian atau asumsi Teori Ketergantungan Media , maka teori ini masuk
pada kelompok teori komunikasi massa khususnya efek media massa. Meskipun teori
ini memfokuskan paeda efek media massa, namun aplikasi teori ini dapat diterapkan
dalam berbagai konteks komunikasi, khususnnya dalam tatanan komunikasi seperti,
komunikasi antarpribadi, kelmpok, organisasi dan massa. Demikian pula jika
teori ini dilihat dari bidang komunikasi dapat diaplikasikan dalam berbagai
aktifitas komunikasi seperti komunikasi sosial, komunikasi organisasi,
komunikasi politik, komunikasi bisnis, komunikasi pembangunan, komunikasi
kesehatan dan komunikasi antarbudaya.
Penerapan
teori ketergantungan media dalam komunikasi kesehatan digunakan untuk
menentukan strategi kampanye kesehatan melalui media massa baik oleh pemerintah
maupun perusahaan. Suatu contoh actual tentang kampanye media massa tentang
bahaya rokok yang disponsori American Cancer Society yang bertujuan mengubah
perilaku kebiasaan merokok. Melalui strategi dan mekanisem media yang mapan,
semua informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan himbauan moral
ditayangkan secara terus meneurs, dengan menampilkan visualisasi gambar.
Sehingga tayangan itu oleh khalayak menjadi informasi yang sangat penting untuk diketahui. Khalayak media mulai
menikmati tayangan itu dan karenanya menjadi tergantung dengan informasi
tersebut, dan pada akhirnya menuntun mereka menumbukan kepercayaan dan
keyakinannya tentang bahaya rokok. Walhasil, kebiasaan merokok mulai berubah
sedikit demi sedikit, berkurang dalam sejarah Amerika sejak 1968.
Contoh
lain yang berkaitan dengan teori ini adalah penelitian yang dilakukan Logea dan
Ball-Rockeach pada tahun 1993. Kedua ilmuan ini meneliti “kelompok depdensi
media” dalam masyarakat. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa terdapat
perbedaan ketergantungan pada setiap media. Tingkat dependensi televise sangat
tinggi dibandingkan dengan media lainnya. Kesimpulannya mengatakan, pencinta
berat televisi memilih televise karena kecepatan informasi dan kemampuan
meliput secara tepat. Sedankan media suart kabar tingkat dependensinya untuk
memahami diri sendiri dan masyarakat.
Pada
bagian akhir penjelasan ini , kami menegaskan kembali bahwa teori
ketergantungan media dalam khasanan teori-teori komunkias merupakan rumpun dari
teori komunkasi massa khususnya efek media massa. Eksistensi teori ini
merupakan lompatan besar dari teori komunikasi sebelumnya dan merupakan
revolusi efek media massa. Kesimpulannya dari teori ketergantungan media adalah
sistem pendekatan yang menguji interaksi audience, sistem media, sistem sosial
dalam menentukan pilihan , tujuan dan dependensi yang diciptakan. Teori
tersebut dapat dipergunakan dalam menganalisis gejala atau fenomena masyarakat
( individu, kelompok, organisasi, massa) yang berkaitan dengan media.
SUMBER :
Surip,
Muhammad. 2011. Teori Komunikasi : Perspektif Teoritis Teori Komunikasi. Medan
: UNIMED