Komunikasi Antarpribadi Mendengarkan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Definisi
komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara
dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa
pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan.
Mendengarkan merupakan salah satu
unsur penting dalam tercapainya tujuan komunikasi antar pribadi. Hal ini
dapat dinyatakan bahwa kemampuan mendebgarkan dari komunikan sangat
mempengaruhi apakah pesan yang disampaikan komunikator sepenuhnya dapat
diterima atau tidak. Sedemikian pentingnya kemampuan dan keterampilan
mendengarkan telah menarik perhatian Rankin yang mengadakan penelitian dan
hasilnya adalah sebagian waktu yang dimiliki oleh orang dewasa digunakan untuk
berkomunikasi, dengan porsi terbesar 45% untuk mendengarkan, 30% untuk
berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis.
1.2
Tujuan
Tujuan
penulis menulis makalah tentang pentingnya keterampilan mendengarkan dalam
proses komunikasi antar pribadi adalah agar kualitas penyampaian informasi atau
berita kepada konseli dalam komunikasi antar pribadi dari konselor menjadi
lebih baik lagi.
Di saat kita mendengarkan dengan
sebenar-benarnya mendengarkan, kita mendapatkan dua keuntungan sekaligus.
Pertama, kita bisa memahami apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara kita.
Kedua, kita bisa mengendalikan diri sendiri lebih baik lagi.
1.3
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mendengarkan ?
2. Bagaimana proses mendengarkan ?
3. Apa sajakah jenis mendengarkan ?
4. Apa sajakah hambatan dalam
mendengarkan ?
5. Bagaimana meningkatkan kemampuan
mendengar ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mendengarkan
Mendengar
adalah proses aktif dari menerima, memproses dan terkait dengan perangsangan,
hal-hal yang berhubungan dengan pendengaran. Anggapan popular secara umum,
mendengarkan adalah agak lebuh aktif dari proses pasif. Mendengarkan tidak
terjadi begitu saja., kita harus membuatnya terjadi. Mendengarkan memerlukan
energy dan komitmen untuk terlibat pada kebanyakan waktu yang sulit.
Mendengarkan
terikat erat dengan penerimaan rangsangan dan dengan demikian dibedakan dari
mendengar sebagai sebuah proses psikologis. Kata menerima digunakan disini
untuk menyatakan bahwa rangsangan dapat diterima oleh penerima dan yang akan
dipakai untuk sejumlah waktu tanda penerimaan tanda-tanda dan keterikatan.
2.2 Proses Mendengarkan
1.
Mendengar
Unsur pertama dalam proses mendengarkan adalah mendengar
yang merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran
atau aura stimuli. Dalam tahap inilah gangguan fisik pada alat pendengaran
seseorang dapat menimbulkan kesulitan dalam proses mendengarkan.
Pertama, gelombang suara diterima oleh telinga dan
merangsang impulse-impulse saraf sampai ke otak. Setiap cacat fisik yang
mengganggu rantai normal peristiwa ini dapat menyebabkan kesulitan dalam
mendengar.
Kedua, kita tempatkan bunyi-bunyi ini dalam urutan atau
susunan yang bermakna sehingga membentuk kata-kata. Ketiga, kita mengenal
kata-kata dalam suatu pola yang membentuk suatu bahasa yang dapat membantu
menghasilkan pesan dari komunikator kepada kita.
2. Perhatian
Memperhatikan rangsangan di lingkungan kita berarti
memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu. Indera penerima kita
secara konstan dihujani sekian banyak rangsangan sehingga kita tidak mungkin
menanggapi semuanya sekaligus pada saat yang sama.
Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil
membuang rangsangan yang lainnya disebut perhatian selektif. Contohnya seperti
sebuah pesta yang dihadiri banyak orang.
Unsur lain yang juga mempengaruhi perhatian adalah tingkat
pembangkitan (arousal level). Tingkat
pembangkitan berhubungan langsung dengan ambang batas kita untuk mendengarkan.
Jelas, kita tidak mendengarkan bila kita tidur. Demikian pula, kita tidak
mendengarkan dengan baik bila kita mengantuk. Maka ketajaman perhatian
keseluruhan berhubungan dengan kemampuan kita untuk menerima rangsangan
\pendengaran dan kemudian mendengarkan lebih efektif. Keadaan pembankitan
spesifik kita, sampai tingkat tertentu,menentukan ambang batas kita untuk
memperhatikan rangsangan pendengaran.
3. Memahami
Unsur ketiga dan
yang paling rumit dalam mendengarkan ialah Memahami .Memahami biasanya
diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar, yang
sesuai dengan makna dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Karena proses memahami
berdasarkan definisi mensyaratkan kita untuk menghubungkan pesan dengan
pengalaman kita yang lalu,kita juga cenderung menerima atau menolak (dengan
kata lain menilai) pesan pada saat kita coba memahaminya.Bila kita dapat lebih
memusatkan pendengaran untuk memahami makna yang dimaksudkan pembicara, dan
untuk sementara waktu menekaan kecenderungan kita untuk menghakimi atau menilai
pesan tersebut,kita dapat memperbaiki kemampuan kita untuk mendengarkan lebih
efektif.
4. Mengingat
Mengingat adalah meyimpan informasi
untuk diperoleh kembali. Bila seseorang menunjukkan kepada anda arah ke suatu
tempat tertentu dan anda memahaminya tetapi melupakan arah itu sebelum anda
sempat mencatatnya, maka anda mendengarkan tidak sebagaimana seharusnya.
Ada 2 jenis memori yaitu memori
jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek adalah sesuatu
yang memungkinkan kita mengingat kita suatu nomor telepon yang cukup panjang
untuk diputar, tetapi tidak mampu untuk mengingatnya kembali hanya 5 menit
kemudian.
Memori jangka panjang menyimpan
suatu informasi yang biasanya kita anggap sebagai “sudah melekat” pada memori
(misalnya tanah air kita, nama orangtua kita). Pada dasarnya perbedaan antara
memori jangka panjang dan memori jangka pendek adalah jumlah pengulangan dan
pelatihan yang terjadi pada suatu informasi tertentu dan kemudahannya untuk
menyesuaikan informasi tersebut dengan informasi yang telah disimpan.
2.3 Jenis-jenis
Mendengarkan
a. Mendengarkan yang Menyenangkan
Jenis
pertama mendengarkan adalah mendengarkan yang menyenangkan. Anak-anak sering
bertanya-tanya mengapa orang-orang dewasa dapat mengobrol dengan sesamanya
selama berjam-jam pada suatu pertemuan sosial. Dengan berlalunya masa
kanak-kanak kita, kita lebih diarahkan untuk memandang berbicara sebagai alat
bersosialisasi dan kurang diarahkan untuk memandang bertindak sebagai alat
bersosialisasi. Mendengarkan yang menyenangkan dapat juga mencakup menonton di
bioskop, bermain, menonton televisi,
mendengarkan musik, dan banyak lagi bentuk lainnya. meksipun kita dapat
mengambil manfaat dari mendengarkan jenis ini untuk intelektualitas ataupun
keahlian kita, semua ini merupakan hasil sampingan dan bukan alasan utama untuk
melibatkan diri dalam mendengarkan yang menyenangkan.
b. Mendengarkan Secara Diskriminatif
Jenis
mendengarkan yang kedua adalah mendengarkan secara diskriminatif. Ini merupakan
jenis mendengarkan yang lebih serius dan terutama digunakan untuk memahami dan
mengingat (seperti yang telah dibahas sebelumnya). Mendengarkan diskriminatif
mencakup situasi mendengarkan yang paling serius dan kita hadir di dalamnya;
misalnya dalam kelas, mendengarkan di tempat bekerja, mendengarkan instruksi,
dan banyak lagi yang lainnya. Sebagai aturan umum, makin penting situasinya,
makin penting untuk mampu melakukan cara mendengarkan ini.
c. Mendengarkan Secara Kritis
Jenis
mendengarkan ketiga adalah mendengarkan secara kritis. Mendengarkan secara
kritis biasanya dibutuhkan bila kita mencurigai bahwa mungkin kita mendengarkan
suatu informasi yang berat sebelah. Misalnya, bila kita meminta seorang dokter
untuk mengatakan pendapatnya tentang perawatan medis, kita menyangka bahwa
perasaan dokter itu akan menyebabkannya sulit untuk memberi jawaban yang
benar-benar objektif.
d. Mendengarkan Dengan Empati
Jenis
mendengarkan yang terakhir adalah mendengarkan dengan empati. Sesuai dengan
istilahnya, pendengar mencoba menunjukkan empati kepada pembicara. Kita semua
cenderung merasa bahwa orang menjadi simpatik dalam masa-masa sulit.
Mendengarkan
dengan empati dapat juga dijelaskan sebagai mendengar “yang tersirat”. Bila
kita mendengarkan yang tersirat,kita meningkatkan kewaspadaan dan kepekaan
antar personal kita terhadap seluruh pesan yang dicoba dikomunikasikan dengan
seseorang.
Mendengarkan
empati adalah berarti sebagai pendengar yang bersedia tidak menghakimi,
menilai, atau mengkritik, tetapi lebih cenderung menerima, memaafkan, dan
memahami.
2.4 Hambatan
Dalam Mendengarkan
Menurut
Ashenbrenner dan Snalling (1988) mengidentifikasikan beberapa hambatan terhadap
mendengarkan secara efektif:
· Penilaian:
kecenderungan untuk menilai apa yang kita dengar—seringkali sebelum kita
mendengar selengkapnya.
· Keasyikan:
perhatian kita menjadi lebih penting daripada mendengarkan orang lain. Kita
meyakini bahwa apa yang kita pikirkan lebih penting daripada apa yang dikatakan
orang lain.
· Mendengarkan
Semu: kita berpura-pura mendengarkan. Seluruh bahasa tubuh kita mengatakan
bahwa kita memperhatikan, tetapi pikiran kita mengembara entah ke mana.
· Semantik.
Makna-makna yang unik dalam suatu bidang tertentu menciptkan kesalahpahaman
bila dipakai dalam masalah yang tidak relevan. Orang-orang juga segan untuk
menanyakan kepada yang lainnya atau meminta diulangi atau dijelaskan.
· Berbicara
terlalu banyak: kita lebih suka berbicara daripada mendengarkan orang lain.
Kita mendengarkan sesaat, sehingga kita dapat menyela, meyakini bahwa apa yang
ingin kita katakan adalah lebih penting.
· Takut:
kadang-kadang kita berdiam diri karena kita takut terhadap apa yang akan
dikatakan orang lain.
2.5 Meningkatkan
Kemampuan Mendengar
a.
Mendengarkan
Secara Efektif
Mendengarkan secara tidak efektif
dapat merupakan saslah satu bentuk di bawah ini :
·
Masalah mendengar adalah istilah umum yang meliputi setiap masalah yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rentang suara yang dapat didengar. Hal ini amat penting bila anda
berpendapat bahwa mendengar merupakan langkah pertama dalam proses
mendengarkan. Tanpa mendengar dengan baik, bagaimanapun juga tidak terjadi
proses mendengarkan.
·
Kelebihan beban adalah masalah yang diasosiasikan
dengan terlalu banyajk mendengar, menerima stimuli terlalu banyak. Hasilnya
dapat berupa stress, menarik diri, atau tidak dapat memusatkan perhatian.
·
Berpikir cepat terjadi bersama-sama dengan
“gunakanlah waktu luang anda”. Masalahnya adalah bahwa waktu “dihamburkan”
ketika pikiran pendengar mengembara kemana-mana.
·
Gangguan (noise) adalah istilah umum untuk
menggambarkan segala sesuatu yang menggangu proses komunikasi. Berkenaan dengan
mendengarkan, kita dapat mengenali gangguan yang berhubungan dengan lingkungan
fisik, saluran, dan lingkungan psikologis (hal yang ada dalam pikiran
pendengar, yang meminta perhatiannya).
·
Pendekatan mendengarkan yang tidak
tepat adalah
kategori umum untuk perilaku mendengarkan yang tidak tepat. Yang paling tidak
tepat adalah “mendengarkan untuk menyerang”. Ini adalah mendengarkan sebagian
kecil informasi yang dapar digunakan sebagai dasar untuk menyerang si
pembicara.
b.
Memperhatikan
Sebelumnya kita dapat bereaksi secara
layak terhadap apa yang dikatakan seseorang, kita harus memperhatikannya.
Sayang, kebanyakan orang cenderung berpikir bahwa mereka lebih baik dalam hal
ini daripada yang sebenarnya. William Keefe (1972) menulis, tidak semua orang
dalam situasi ini melihat diri mereka sebagaimana adanya. Banyak orang yang
percaya bahwa diri mereka adalah pendengar yang baik. Tetapi mereka tidak dapat
member bukti atas analisis diri mereka.
Diawal
pembahasan ini dinyatakan bahwa ambang batas untuk mendengarkan harus diperbaiki
(direndahkan agar dapat lebih banyak menangkap stimuli) dengan cara mengubah
motivasi si pendengar. Dalam hal ini, telah ditemukan suatu usaha yang tekun
untuk memperhatikan apa yang dikatakan orang lain, agar pendengar dapat
memperbaiki kemampuan mendengarnya.
Brilhart
(1965) menunjukkan bahwa tidak dengan sendirinya ada hubungan antara kemampuan
sebagai seorang komunikator dengan kemampuan sebagai seorang
pendengar.Kenyataannya, beberapa hasil temuannya menunjukkan bahwa para
komunikator yang baik merupakan pendengar yang buruk (jadi korelasi antara
komunikator yang baik dengan pendengar yang baik adalah negatif). Oleh karena
itu, bila anda merasa bahwa anda seorang pembicara yang relatif baik, anda
tampaknya lebih membutuhkan perbaikan dalam cara anda mendengarkan.
c.
Mendengarkan Maksud Utama atau
Gagasan Pembicara
Cara
kedua untuk memperbaiki cara anda mendengarkan adalah mempertahankan motivasi
anda untuk memperhatikan dengan mendengarkan gagasan spesifik dalam suatu
pesan. Dalam bagian terdahulu kita membahas peranan yang dimainkan oleh perhatiandalam mendengarkan. Banyak
penelitian eksperimental menunjukkan bahwa secara sederhana, memperhatikan
merupakan salah satu cara terpenting untuk memperbaiki cara anda mendengarkan.
d.
Menggunakan Waktu Luang Anda
Beberapa
ahli dalam bidang mendengarkan berpendapat bahwa “waktu luang” yang kita miliki
ini (selagi pikiran kita bekerja lebih cepat dari daripada kecepatan bicara si
pembicara) dapat digunakan untuk memikirkan apa maksud pembicaraan pembicara
itu. Hal ini agak rumit dan tampaknya lebih sesuai untuk seorang pendengar
dalam khalayak atau ditengah-tengah sekelompok orang daripada untuk seorang
peserta dalam percakapan dua orang.
Ralph Nicols (1957), ahli dalam bidang mendengarkan yang
paling terkenal di Amerika, menyarankan bahwa anda pertama-tama menduga apa
yang akan dibicarakan si pembicara. Dari konteks yang telah dikatakan si
pembicara, anda dapat memperkirakan sebelumnya apa yang selanjutnya akan
dibicarakan (kadang-kadang anda bisa tercengang). Kedua, ingatlah atau
ulangilah dalam hati hal-hal yang telah dikatakan si pembicara. Seperti telah
dibahas sebelumnya, pengulangan ini merupakan faktor kunci dalam memindahkan
informasi dari memori jangkap pendek ke memori jangka panjang. Ketiga, gunakan
tes berpikir kritis. Dengarkanlah untuk menilai keabsahan dan kualitas analogi, contoh, statistic, dan
kesaksian yang digunakan pembicara. Keempat, dengarkanlah “hal yang
terselubung” yaitu hal-hal yang tidak dikatakan pembicara tetapi mungkin
disampaikan secara nonverbal melalui nada suara atau bahkan melalui
isyarat-isyarat visual.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
atau aktivitas komunikasi antar pribadi keterampilan mendengarkan juga sangat
penting dibutuhkan untuk mengoptimalkan penerimaan pesan dari komunikator
dengan baik tanpa kesalahan yang dapat menyebabkan terjadinya salah informasi
atau kesalahpahaman. Mendengarkan secara efektif sesungguhnya adalah suatu
proses yang rumit dan membutuhkan keterampilan khusus yang harus secara
terus-menerus dilatih. Kemampuan “mendengarkan” tidak dimiliki oleh semua orang
yang pada umumnya melakukan hal tersebut karena kemampuan “mendengarkan”
dibutuhkan suatu kepekaan pendengar untuk memahami suatu pembicaraan serta
menguasai jalannya percakapan.
3.2 Saran
Biasanya seseorang akan mengalami gangguan atau hambatan
saat melaksanakan kegiatan komunikasi antar pribadi apabila komunikasi tersebut
dilakukan ditempat yang tidak kondusif. Maka agar kegiatan ini berlangsung
dengan efektif dan efisien, diharapkan supaya saat melakukan komunikasi antara
komunikator dan komunikan dilaksanakan ditempat yang kondusif, mendukung untuk
adanya dialog, tidak bising atau berisik, sehingga pemecahan masalah oleh
komunikator khususnya konselor kepada komunikan akan lebih berhasil guna.
DAFTAR PUSTAKA
Tubbs, L. Stewart dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication Prinsip-prinsip Dasar.
PT Remaja Rosdakarya : Bandung.